Berhenti, Lihat, dan Maju. Mari Berbahagia!

Medan dan Yogyakarta sebelum ke Singapore

Seorang gadis yang akan segera menginjakkan kakinya pertama kali di Singapore adalah seorang gadis yang datang dengan mata bersinar cerah dan tidak pernah bertanya apa itu arti kebahagiaan.

Kenapa?

Karena hidup yang dilalui gadis itu adalah jalan mulus yang ditengahnya hanya ada beberapa tanjakan dan kerikil-kerikil kecil. Jalan yang terbagi di depannya hanyalah menjadi 2 atau paling banyak 3 sehingga tidak banyak yang dikorbankannya setiap kali memilih jalan.

Gadis itu adalah gadis yang dikelilingi dan dilimpahi kasih sayang dari orang-orang yang dicintainya dengan sepenuh hati, dari cinta pertamanya (angin), sahabat-sahabat yang dengan mereka dia menghabiskan waktu dengan bersenang-senang maupun berbagi masalah, dan keluarga di rumah yang selalu menyambut setiap kepulangan dengan hangat.
Gadis itu adalah gadis yang memiliki hidup sangat stabil di dunia perkuliahan, belajar sungguh-sungguh mengenai kuliah, mengikuti lomba-lomba untuk mengembangkan kreativitas dan berorganisasi dimana dia belajar tentang bekerjasama dan kepemimpinan.
Gadis itu adalah gadis yang memenuhi tugasnya untuk mengabdi kepada masyarakat, mengajar di panti asuhan, bakti sosial ke desa, dan belajar sambil bermain di desa.

Hidup yang sangat sederhana, lurus dan nyaman.  a really comfort zone.

Kala itu, jika kamu bertanya apa hal yang paling diinginkan gadis itu dalam hidupnya?
jawabannya adalah BAHAGIA

Singapore, Agustus 2015

Hampir 1 tahun yang lalu adalah waktu dimana gadis itu memutuskan untuk melihat dunia.
Ya, dia memutuskan untuk mengikuti pertukaran pelajaran selama 1 semester di Nanyang Technological University, Singapore.

Simply said, She decided to get out of comfort zone.

Gadis itu belajar banyak mengenai kehidupan selama di Singapore, banyak sekaaali, baik mengenai kehidupan maupun pengetahuan.
Salah satu hal yang paling penting yang dipelajari mengenai kehidupan adalah kebahagiaan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAHAGIA




Ketika Semua Berubah

Hidup di Singapore selama 4 bulan mengubahnya.
Untuk pertama kalinya, gadis itu membuka google dan mencari arti kebahagiaan. Bahkan gadis itu dan Kak Sensei mendiskusikan panjang lebar mengenai arti kebahagiaan.

Awal kehidupan di Singapore itu seperti fairy tale.
Kampus yang sangat high technology, cantik dan canggih.
Kantin yang sangat besar dan dipenuhi oleh orang-orang dengan warna rambut, tinggi dan warna kulit yang berbeda-beda dari seluruh penjuru dunia.
Tempat-tempat wisata yang membuat jantungnya berdetak kencang dan kagum.
Berbicara bahasa Inggris dimana-mana dan merasa keren karenanya.
Event-event atau party yang benerbener kereeen dari Temasek Foundation
Organisasi Kuntum dan NTUMS yang mengajarkannya banyak hal.

Tempat baru dan Orang baru.
It has opened her eyes and her mind widely.
Tapi itu hanyalah 40% dari kehidupannya disana.

Sisa 60%nya?

1. Kuliah

Ada tanggungjawab kuliah yang sulit untuknya.
Maklum, aku tidak terbiasa dengan class conducted in English.
Materi kuliah yang sangat banyak dan padat disertai tugasnya.
Ada 1 mata kuliah yang benar-benar mengerikan untuknya, yaitu marketing. Mata kuliah yang memberikan tugas setiap minggunya dan mengharuskan kerja kelompok. Sayangnya dia mendapatkan teman sekelompok yang mengerikan dan berbicara singlish parah yang sulit untuk dia pahami,
Tidak ada teman yang bisa ditanya apabila tidak paham materi.
Ugh, those times were very horrible for her.

2. Rasa Sepi

Ada 1 hal mengerikan yang paling ditakutkan gadis itu, kesepian.
Sayangnya, itulah hal terbesar yang diperolehnya selama exchange.
Sayangnya.

NTU is different with UGM.
Di UGM, satu angkatan yang berisikan 100 orang akan bersama-sama terus menerus hingga lulus sehingga kita saling mengenal satu sama lain dan definitely saling sapa ketika bertemu.
Di NTU berbeda, most people don't know or even care about each other. Mereka duduk sendiri-sendiri dan sibuk sendiri-sendiri. Hal itu mungkin karena mereka bisa memilih mata kuliah pilihan yang banyak sehingga jarang bertemu satu sama lain.
Jadi, duduk sendirian di kelas adalah hal yang dia lakukan setiap kali kuliah.
Sangat berbeda ketika di UGM dimana mahasiswa/i-nya saling usil satu sama lain, malah saling curhat di kelas, memfoto teman yang tertidur atau saling senyam senyum gakjelas.

Dalam menghadapi rasa sepi itu, gadis itu menonton banyak sekali film dan drama, berharap 1 hari pun akan berlalu dan semakin dekat dengan waktu pulang.
Karena rasa sepi itu, gadis itu seringkali menginap di asrama Bela, Kak Sensei ataupun Kak Ila. Setidaknya hatinya tidak kacau karena disampingnya ada sahabatnya.

Tapi dia bersyukur, mata dan hatinya pun kemudian terbuka, terbuka untuk melihat rasa sepi yang dimiliki orang lain.
Untuk pertama kalinya gadis itu sadar bahwa dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang kesepian dan terluka.

Ketika Makna Bahagia Berubah

Sekarang, jika kamu bertanya apa hal yang paling diinginkan gadis itu dalam hidupnya?
Tentu saja Bahagia.
Tapi, gadis itu menyadari bahwa bahagia adalah hasil, bukan kata kerja.
Bahagia adalah hasil dari beberapa hal:

1. Berhenti.
Bersyukurlah, finding positive things from everything that happenned.
Gadis itu menyadari, bahwa kunci kebahagiaan adalah Bersyukur.
Gadis itu memutuskan bahwa di dalam hidup ini, she won't be greedy.
She will accept whatever comes with a huge smile, bright eyes and becomes very thankful. then, She will try her best to give back those people's kindness.
She will never expect anything from anyone.


2. Melihat.
Lihatlah ke sekeliling kita.
Buka Mata dan sadarilah bahwa tujuan hidup adalah kebermanfaatan untuk orang lain.
Gadis itu memutuskan bahwa kebahagiaan orang lain akan menjadi sumber kebahagiaan utamanya.
Buka hati, hati kita untuk kesempatan, juga untuk kesempatan menolong orang lain, untuk membuat orang lain bahagia, karena tidak ada yang membuat kita lebih bahagia daripada ketika kita semua bahagia.

3. Maju.
Belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
she then got to know that life is simply a never ending learning process to become a better living person.
Belajar akan memperbaiki kualitas kehidupan dan ilmu pengetahuan adalah bahan utama dalam merubah kehidupan menjadi lebih baik lagi.
Bangkit dan menjadi lebih kuat.
Get up and becomes stronger than ever. in every time difficult things in life pushed and knocked her down, forced her to give up and stop.
Di sepanjang perjalanan, gadis itu menyadari bahwa ada banyak sekali orang yang lebih menderita dan kesulitan di dalam hidup mereka.
Oleh karena itu, dia harus menjadi lebih kuat sehingga mampu menanggung kesulitan yang dihadapi orang lain.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Orang yang bersyukur dan selalu belajar adalah orang yang bahagia
dan orang yang bahagia akan menghasilkan lebih banyak orang-orang yang bahagia
Hingga akhirnya dunia menjadi dunia yang bahagia

Berhenti
Lihat
Maju



Mari berbahagia =D

Comments